Nama Kegiatan :
Kegiatan Pengukuran Kemanfaatan Program Afirmasi Perluasan Akses Pendidikan
pada Program Bidikmisi dan SM3T
Hari, tanggal : Jumat, 29 Agustus 2014
Tempat :
Hotel Sukajadi, Bandung
Pembicara :
Bapak Sukemi dan Bapak Adriyono.
Peserta :
5 orang Bidik Misi UPI, 4 orang Bidik Misi UNPAD, 1 orang Afirmasi UNPAD, 2
orang Bidik Misi ITB, 5 orang SM3T.
Rangkuman :
Kegiatan
ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kondisi bidik misi di setiap
Universitas serta dialog dengan peneriman Bidik Misi dan SM3T untuk wilayah
Jawa Barat. Kegiatan yang dihadiri oleh 17 orang peseta ini diawali dengan
sedikit obrolan tentang beasiswa bidik misi dan SM3T sebagai program terobosan
dari KEMDIKBUD di periode 2010-2014 (kabinet bersatu II) yang akan segera
berakhir di 20 oktober 2014.
Bapak
Sukemi menjelaskan alasan mengapa Forum Group Discussion ini tidak dilaksanakan
di masing-masing kampus karena jika dilaksanakan di kampus khawatirnya
mahasiswa bidikmisi kurang terbuka karena mungkin diawasi oleh pihak kampus itu
sendiri, maka dari itu KEMDIKBUD sengaja memilih tempat di luar kampus agar
kita sebagai peserta diskusi bisa terbuka menyampaikan aspirasinya. Bapak
Sukemi juga menyampaikan “jangan ada dusta diantara kita siang ini”
Kegiatan
diskusi ini diawali dengan pemutaran video tentang bidikmisi yang sangat
membuat haru kami, yang membuat kami sejenak teringat jerih payah kami ketika
bersaing dengan beribu-ribu mahasiswa pelamar bidik misi lain untuk mendapatkan
beasiswa kuliah ini. Kamipun sadar betapa bersyukurnya kami yang masih
diberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi.
Kegiatan
berikutnya yaitu dialog atau sharing, masing-masing perwakilan Universitas
diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi, harapan, masukan, keluh kesah
ataupun kondisi mahasiswa bidik misi di tiap kampuanya.
Sharing
pertama disampaikan oleh Permadi (UPI), beliau menyampaikan kondisi keluarganya
yang memang benar adanya beliau berhak mendapatkan beasiswa bidik misi.
Selanjutnya beliau menyampaikan tentang kondisi mahasiswa bidik misi UPI
angkatan 2010 dimana 82,6 % lulus dengan predikat cum laude meskipun masih ada
beberapa yang memang belum bisa sidang bulan agustus ini namun mereka sudah
berkomitmen untuk segera lulus maksimal wisuda bulan demsember tahun ini.
Kemudian beliau juga menyampaikan keluh kesah mahasiswa bidikmisi ketika uang
bulanan telat cair, apalagi untuk mahasiswa baru sangat disayangkan ketika
mereka harus berhenti kuliah lantaran biaya hidup yang belum turun sedangkan
kebutuhan hidup semakin hari semakin bertambah. Selanjutnya beliau juga
menanyakan tentang bagaimana dengan beberapa jurusan di UPI yang memang untuk
lulus 4 tahun tepat itu sangat susah, sedangkan penerima bidikmisi ditargetkan
harus 4 tahun? Terakhir Permadi menyampaikan ucapan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepaga Bapak Moh. Nuh dan Bapak SBY yang telah membuat
program Bidikmisi ini sehingga kami berkesempatan untuk menuntut ilmu sampai
perguruan tinggi.
Sharing
kedua disampaikan oleh Cecep (UNPAD) beliau memulai sharing dengan bercerita
sedikit tentang kondisi keluarganya yang memang kurang mampu untuk membiayai
beliau kuliah. Cecep ini anak ke 6 dari 8 bersaudara dan dia juga anak
satu-satunya yang bisa menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi. Selanjutnya
beliau menyampaikan tentang kondisi mahasiswa bidik misi unpad khususnya
angkatan 2013 karena beliau adalah kabim (koordinator angkatan) UNPAD untuk
angkatan 2013. Beliau menyampaikan aspirasi dari temen-temen seangkatannya yang
bidik misi bahwa living cost yang terima mereka saat ini jika hanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari memang sudah cukup akan tetapi untuk
memenuhi kebutuhan perkuliahan itu dirasa masih kurang apalagi untuk beberapa
jurusan seperti bidang kesehatan mereka harus membeli peralatan-peralatan medis
untuk praktek dan segal rupa lainnya yang harganya tidak murah. Selanjutnya
beliau juga menceritakan bahwa di UNPAD itu memang ada asrama namun kondisinya
memang tidak cukup untuk menampung mereka, sehingga mereka butuh biaya hidup
tambahan. Terakhir Cecep menginginkan agar FBM yang ada di tiap Universitas itu
di SK kan oleh DIKTI.
Sharing
terakhir disampaikan oleh Erik (ITB) pertama-tama beliau juga menceritakan
tentang kondisi keluarganya yang apabila dia tidak menerima bidikmisi beliau
tidak akan mungkin bisa kuliah. Selanjunya beliau menyampaikan tentang masalah
sosialisasi adanya beasiswa bidikmisi yang kurang merata di SMA/sederajat,
karena beliau punya teman sekampung yang dirasa juga memenuhi kriteria penerima
bidikmisi namun karena keterbatasan informasi sehingga temannya tidak
seberuntung dia malahan temannya itu kerja keluar kota sebagai penambang emas.
Sehingga beliau memberikan usulan agar sosialisasi adanya program bisk misi ini
lebih diintensifkan agar merata kesetiap daerah. Terakhir beliau menyampaikan
tentang kondisi mahasiswa bidikmisi ITB ketika living cost telat cair dari
pihak universitas sudah menyediakan dana pinjaman bagi mereka (mahasiswa
bidikmisi ITB).
Untuk
selanjutnya Bapak Sukemi menjawab dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, pertama
masalah keterlambatan dana. Beliau menyatakan bahwa saat ini pihaknya sedang
mengusulkan anggaran bidikmisi ini dirutinkan sehingga tidak akan terjadi keterlambatan lagi. Beliau mengatakan
“mustinya untuk kegiatan yang sudah nyata atau ada seperti bidik misi itu tidak
perlu nunggu pencairan dari menteri keuangan akan tetapi memang sudah harus
dirutinkan, sudah seharusnya diperlakukan seperti gaji dosen atau pejabat yang
tiap awal bulan harus dicairkan”. Selanjutnya mengenai dana talangan apabilan uang bidik misi telah cair beliau
menyatakan bahwa “ sebetulnya sudah ada perjanjian, agar perguruan tinggi
memberikan dana talangan kepada mahsiswa bidik misi apabila living cost telah
cair”. Berikutnya masalah SK FBM beliau mengatakan “sebaiknya jangan minta
payung hukun dari Dikti, karena dikhawatirkan akan terjadi ke-eksklusifan dari
forum maupun dari mahasiswa bidik misi itu sendiri”. Terakhir Bapak Sukemi
menjawab mengenai mahasiswa yang tidak bisa lulus 8 tahun sehingga membutuhkan
dana lebih, beliau menyampaikan “kita terima saja uang memang sudah ada dulu,
sembari kami mencari terobosan-terobosan lain”, seperti program PPG yang sudah
ada imbuhnya.
Sekian dulu yaa cerita FGD sore tadi, karena di
KOPMA listriknya mati jadi sampai disini dulu ceritanya besok-besok dilanjut
lagi soal pembahasan SM3T yang sangat inspiratif J
Author: ATTIKE KUSMIYATI (PLS UPI 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar